TUGAS 2

Upaya Pemerintah Untuk Mengatasi Masalah Kemiskinan

Pada tahun 2000, 187 negara telah bersepakat untuk mendeklarasikan sebuah konsep pembangunan yang berpusat pada manusia. Deklarasi yang diberi nama Development Millenium Goals (MDGs) bertempat di New York, merupakan komitmen antar bangsa untuk bersama-sama menanggulangi kemiskinan dunia menjadi setengahnya pada tahun 2015. Indonesia merupakan salah satu Negara yang ikut menandatangani deklarasi tersebut. Dengan demikian pemerintah sejak tahun 2000 mempunyai tanggungjawab besar untuk mampu membangun kebijakan strategis guna mencapai target MDGs, bukan hanya karena agar tidak kalah dengan bangsa lain, namun juga merupakan amanat konstitusi untuk mensejahterakan masyarakat. Berikut upaya-upaya pemerintah dalam megatasi kemiskinan di Indonesia.

  • Memperbaiki Program Perlindungan Sosial

Prinsip pertama adalah memperbaiki dan mengembangkan sistem perlindungan sosial bagi penduduk miskin dan rentan. Sistem perlindungan sosial dimaksudkan untuk membantu individu dan masyarakat menghadapi goncangan-goncangan (shocks) dalam hidup, seperti jatuh sakit, kematian anggota keluarga, kehilangan pekerjaan, ditimpa bencana atau bencana alam, dan sebagainya. Sistem perlindungan sosial yang efektif akan mengantisipasi agar seseorang atau masyarakat yang mengalami goncangan tidak sampai jatuh miskin.

Penerapan strategi ini antara lain didasari satu fakta besarnya jumlah masyarakat yang rentan jatuh dalam kemiskinan di Indonesia. Di samping menghadapi masalah tingginya potensi kerawanan sosial, Indonesia juga dihadapkan pada fenomena terjadinya populasi penduduk tua (population ageing) pada struktur demografinya. Hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan beban ekonomi terhadap generasi muda untuk menanggung mereka atau tingginya rasio ketergantungan.

Tingginya tingkat kerentanan juga menyebabkan tingginya kemungkinan untuk masuk atau keluar dari kemiskinan. Oleh karena itu, untuk menanggulangi semakin besarnya kemungkinan orang jatuh miskin, perlu dilaksanakan suatu program bantuan sosial untuk melindungi mereka yang tidak miskin agar tidak menjadi miskin dan mereka yang sudah miskin agar tidak menjadi lebih miskin.

  • Meningkatkan Akses Terhadap Pelayanan Dasar

Prinsip kedua dalam penanggulangan kemiskinan adalah memperbaiki akses kelompok masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar. Akses terhadap pelayanan pendidikan, kesehatan, air bersih dan sanitasi, serta pangan dan gizi akan membantu mengurangi biaya yang harus dikeluarkan oleh kelompok masyarakat miskin. Disisi lain peningkatan akses terhadap pelayanan dasar mendorong peningkatan investasi modal manusia (human capital).

Salah satu bentuk peningkatan akses pelayanan dasar penduduk miskin terpenting adalah peningkatan akses pendidikan. Pendidikan harus diutamakan mengingat dalam jangka panjang ia merupakan cara yang efektif bagi penduduk miskin untuk keluar dari kemiskinan. Sebaliknya, kesenjangan pelayanan pendidikan antara penduduk miskin dan tidak miskin akan melestarikan kemiskinan melalui pewarisan kemiskinan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Anak-anak dari keluarga miskin yang tidak dapat mencapai tingkat pendidikan yang mencukupi sangat besar kemungkinannya untuk tetap miskin sepanjang hidupnya.

Selain pendidikan, perbaikan akses yang juga harus diperhatikan adalah akses terhadap pelayanan kesehatan. Status kesehatan yang lebih baik, akan dapat meningkatkan produktivitas dalam bekerja dan berusaha bagi penduduk miskin. Hal ini akan memungkinkan mereka untuk menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dan keluar dari kemiskinan. Selain itu, peningkatan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak menjadi poin utama untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Konsumsi air minum yang tidak layak dan buruknya sanitasi perumahan meningkatkan kerentanan individu dan kelompok masyarakat terhadap penyakit.

  • Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Miskin

Prinsip ketiga adalah upaya memberdayakan penduduk miskin menjadi sangat penting untuk meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan penanggulangan kemiskinan. Dalam upaya penanggulangan kemiskinan sangat penting untuk tidak memperlakukan penduduk miskin semata-mata sebagai obyek pembangunan. Upaya untuk memberdayakan penduduk miskin perlu dilakukan agar penduduk miskin dapat berupaya keluar dari kemiskinan dan tidak jatuh kembali ke dalam kemiskinan.

Pentingnya pelaksana strategi dengan prinsip ini menimbang kemiskinan juga disebabkan oleh ketidakadilan dan struktur ekonomi yang tidak berpihak kepada kaum miskin. Hal ini menyebabkan output pertumbuhan tidak terdistribusi secara merata pada semua kelompok masyarakat. Kelompok masyarakat miskin, yang secara politik, sosial, dan ekonomi tidak berdaya, tidsk dapat menikmati hasil pembangunan tersebut secara proporsional. Proses pembangunan justru membuat mereka mengalami marjinalisasi, baik secara fisik maupun sosial.

Konsep pembangunan yang ditujukan untuk menanggulangi kemiskinan umumnya melalui mekanisme atas-bawah (top-down). Kelemahan dari mekanisme ini adalah tanpa penyertaan partisipasi masyarakat. Semua inisiatif program penanggulangan kemiskinan berasal dari pemerintah (pusat), demikian pula dengan penanganannya. Petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis implementasi program selalu dibuat seragam tanpa memperhatikan karakteristik kelompok masyarakat miskin di masing-masing daerah. Akibatnya, program yang diberikan sering tidak mempunyai korelasi dengan prioritas dan kebutuhan masyarakat miskin setempat. Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, upaya secara menyeluruh disertai dengan pemberdayaan masyarakat miskin menjadi salah satu prinsip utama dalam strategi penanggulangan kemiskinan.

  • Pembangunan Inklusif

Prinsip keempat adalah Pembangunan yang inklusif yang diartikan sebagai pembangunan yang mengikutsertakan dan sekaligus memberi manfaat kepada seluruh masyarakat. Partisipasi menjadi kata kunci dari seluruh pelaksanaan pembangunan. Fakta di berbagai negara menunjukkan bahwa kemiskinan hanya dapat berkurang dalam suatu perekonomian yang tumbuh secara dinamis. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi yang stagnan hampir bisa dipastikan berujung pada peningkatan angka kemiskinan. Pertumbuhan harus mampu menciptakan lapangan kerja produktif dalam jumlah besar. Selanjutnya, diharapkan terdapat multiplier effect pada peningkatan pendapatan mayoritas penduduk, peningkatan taraf hidup, dan pengurangan angka kemiskinan.

Untuk mencapai kondisi sebagaimana dikemukakan diatas, perlu diciptakan iklim usaha yang kondusif di dalam negeri. Stabilitas ekonomi makro merupakan prasyarat penting untuk dapat mengembangkan dunia usaha. Selain itu juga diperlukan kejelasan dan kepastian berbagai kebijakan dan peraturan. Begitu juga, ia membutuhkan kemudahan berbagai hal seperti ijin berusaha, perpajakan dan perlindungan kepemilikan. Selanjutnya, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) harus didorong untuk terus menciptakan nilai tambah, termasuk melalui pasar ekspor. Pertumbuhan yang berkualitas juga mengharuskan adanya prioritas lebih pada sektor perdesaan dan pertanian. Daerah perdesaan dan sektor pertanian juga merupakan tempat di mana penduduk miskin terkonsentrasi. Dengan demikian, pengembangan perekonomian perdesaan dan sektor pertanian memiliki potensi besar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang menghasilkan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar dan pengurangan kemiskinan secara signifikan.

Pembangunan yang inklusif juga penting dipahami dalam konteks kewilayahan. Setiap daerah di Indonesia dapat berfungsi sebagai pusat pertumbuhan dengan sumber daya dan komoditi unggulan yang berbeda. Perekonomian daerah ini yang kemudian akan membentuk karakteristik perekonomian nasional. Pengembangan ekonomi lokal menjadi penting untuk memperkuat ekonomi domestik.

Source:

http://tnp2k.go.id/kebijakan-percepatan/strategi-percepatan-penangulangan-kemiskinan/sekilas-strategi-percepatan/

http://beranda.miti.or.id/?p=910

Kapitalisme dan Pendidikan

Membaca kutipan pidato Erica Goldson pada acara wisuda di Coxsackie-Athens High School, New York, tahun 2010. Cukup memutar balikkan pemikiran saya mengenai system pendidikan yang ada di Amerika. Selama ini saya memandang bahwa system pendidikan di Amerika merupakan  system pendidikan terbaik di dunia. Namun ternyata dari isi pidato tersebut saya menilai bahwa pendidikan di Amerika tidak jauh berbeda dengan di Indonesia, yang selalu di cela dan  di cemooh oleh masyarakat yang katanya peduli terhadap pendidikan di Indonesia. Namun merubah kurikulum saja, malah menolak dan menyuruh untuk di tunda. Ya, pandangan setiap orangkan berbeda. Berikut  cuplikan pidato Erica Goldson yang saya kutip dari Blog:http://rinaldimunir.wordpress.com/2013/04/07/pidato-wisudawan-terbaik-memukau-tetapi-sekaligus-menakutkan/

“Saya lulus. Seharusnya saya menganggapnya sebagai sebuah pengalaman yang menyenangkan, terutama karena saya adalah lulusan terbaik di kelas saya. Namun, setelah direnungkan, saya tidak bisa mengatakan kalau saya memang lebih pintar dibandingkan dengan teman-teman saya. Yang bisa saya katakan adalah kalau saya memang adalah yang terbaik dalam melakukan apa yang diperintahkan kepada saya dan juga dalam hal mengikuti sistem yang ada.

Di sini saya berdiri, dan seharusnya bangga bahwa saya telah selesai mengikuti periode indoktrinasi ini. Saya akan pergi musim dingin ini dan menuju tahap berikut yang diharapkan kepada saya, setelah mendapatkan sebuah dokumen kertas yang mensertifikasikan bahwa saya telah sanggup bekerja.

Tetapi saya adalah seorang manusia, seorang pemikir, pencari pengalaman hidup – bukan pekerja. Pekerja adalah orang yang terjebak dalam pengulangan, seorang budak di dalam sistem yang mengurung dirinya. Sekarang, saya telah berhasil menunjukkan kalau saya adalah budak terpintar. Saya melakukan apa yang disuruh kepadaku secara ekstrim baik. Di saat orang lain duduk melamun di kelas dan kemudian menjadi seniman yang hebat, saya duduk di dalam kelas rajin membuat catatan dan menjadi pengikut ujian yang terhebat.

Saat anak-anak lain masuk ke kelas lupa mengerjakan PR mereka karena asyik membaca hobi-hobi mereka, saya sendiri tidak pernah lalai mengerjakan PR saya. Saat yang lain menciptakan musik dan lirik, saya justru mengambil ekstra SKS, walaupun saya tidak membutuhkan itu. Jadi, saya penasaran, apakah benar saya ingin menjadi lulusan terbaik? Tentu, saya pantas menerimanya, saya telah bekerja keras untuk mendapatkannya, tetapi apa yang akan saya terima nantinya? Saat saya meninggalkan institusi pendidikan, akankah saya menjadi sukses atau saya akan tersesat dalam kehidupan saya?

Saya tidak tahu apa yang saya inginkan dalam hidup ini. Saya tidak memiliki hobi, karena semua mata pelajaran hanyalah sebuah pekerjaan untuk belajar, dan saya lulus dengan nilai terbaik di setiap subjek hanya demi untuk lulus, bukan untuk belajar. Dan jujur saja, sekarang saya mulai ketakutan…….”

 

Kembali lagi ke pendidikan  Amerika. Di Amerika, pendidikan memang sangat maju. Namun tetap saja dalam praktiknya masih ada indoktrinasi, sepertinya halnya di Indonesia. Ya, pelajar di perlakukan seperti buruh yang harus mengerjakan pekerjaan rutin. Dengan mengikuti system yang ada, pelajar tidak bisa mengembangkan bakatnya di sekolah atau kampus. Mereka hanya di doktrin oleh guru dan dosen yang ujung-ujungnya hanya nilai, nilai dan nilai. Padahal setiap pelajar adalah seorang pemikir, pencari pengalaman hidup – bukan pekerja. Ya, itulah akibat dari kapitalisme yang merasuki dunia pendidikan.

Kita memang tidak bisa hanya menyalahkan system. Namun saya kurang suka dengan system kapitalisme ini yang merasuk sampai ke sendi-sendi kehidupan. Tapi, apa mau dikata kapitalisme memang sedang merai, dan hingga saatnya nanti kapitalisme akan tumbang dengan sendirinya. Sekarang saja sudah terlihat, bahwa system ini sangat menyengsarakan umat manusia. Pandangan bodoh saya mengatakan, tidak lama lagi system kapitalisme akan punah seperti  dinosaurus, karena system ini tidak bisa menjawab tantangan zaman.

#PandanganBodohMahasiswaTahunPertama

TUGAS 1

Faktor yang Mempengaruhi Investasi Dalam Perekonomian Suatu Negara

  • Kestabilan perekonomian
  • Kemajuan teknologi
  •  Prospek ekonomi di masa datang
  • Tingkat suku bunga
  • Kestabilan politik
  • Penegakkan hukum

Faktor-faktor Penentu Pertumbuhan & Perubahan Struktur Ekonomi

  • Faktor Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia, sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi. Sumber Daya Manusia yang unggul akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang pesat terhadap suatu Negara. Dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Akan berdampak tehadap perubahan struktur ekonomi Negara tersebut.Sumber daya manusia yang unggul akan merubah struktur ekonomi menjadi yang lebih baik.

  • Faktor Sumber Daya Alam

Sebagian besar Negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembangunan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampuan sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud diantaranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.

  • Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian. Juga berdampak pada perubahan struktur ekonomi.

  • Faktor Budaya

Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, factor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.

  • Sumber Daya Modal

Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi suatu Negara karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas. Dengan meningkatnya produktivitas, pertumbuhan ekonomipun akan lebih cepat. Struktur ekonomipun akan berubah.

Source:

http://lepmida.com/column.php?id=430&awal=10

http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/B8BE963C-A388-47CD-9ABE-5ED0ED2E0F21/10898/Boks1.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi

 

Dutch Student, Pioneer of Indonesian Independence

Negeri kincir angin memang sangat lama menjajah bumi pertiwi. Dan kita tahu bahwa para mahasiswa Indonesia yang belajar di Belanda merupakan salah satu pelopor kemerdekaan Indonesia. Perhimpunan pelajar Indonesia di Belanda juga sudah di bentuk sejak 1922, jauh sebelum Indonesia merdeka. Mahasiswa Indonesia pada saat itu memang pergi meninggalkan tanah air. Disana mereka mencari ilmu dan terus menambah pengetahuan mereka. Lalu merekapun kembali ke Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan.

Perjuangan generasi muda pada masa itu memang sangat menginspirasi. Namun, ironisnya semangat generasi muda saat ini kalah di bandingkan pada masa itu. Memang Indonesia telah merdeka. Tapi bukan berarti generasi muda saat ini harus kehilangan semangat-semangat kemerdekaan. Masih banyak hal yang harus kita lakukan untuk Indonesia yang lebih baik. Saat ini sangat banyak pelajar Indonesia yang belajar keluar negeri termasuk ke Belanda. Bahkan jauh lebih banyak jika dibandingkan pada saat Bung Hatta menjadi mahasiswa. Namun kepergian mereka ke negeri seberang, tidak memberikan impact yang signifikan bagi kemajuan bangsa ini. Bahkan tak jarang para pelajar Indonesia yang belajar di luar negeri, tidak kembali lagi ke negerinya sendiri. Mereka malah memilih untuk menetap diluar negeri, dengan berharap kehidupan yang lebih baik. Padahal Indonesia membutuhkan mereka. Butuh ilmu-ilmu mereka, pengalaman mereka untuk diterapkan di Indonesia, dan dibagikan kepada pemuda yang kurang beruntung untuk dapat mengenyam pendidikan disana. Yang katanya jauh lebih baik dibandingkan dengan pendidikan di Indonesia.

Perlu kesadaran para pemuda Indonesia yang belajar di luar negeri. Bahwa selesainya mereka menempuh pendidikan disana, itulah saat bagi mereka untuk membangun Indonesia. Mereka harus kembali ke Indonesia, dengan tidak mengharapkan jabatan, pekerjaan yang eksekutif dan sebagainya. Melainkan kembalinya mereka ke Indonesia, adalah untuk menerapkan ilmu-ilmu yang mereka dapatkan. Dan menjadi pionir perubahan Indonesia yang lebih baik. Seperti para mahasiswa yang belajar di Belanda di tahun 1920an.